INDONESIA BAGIAN DARI BIMAKU
Rabu, 13 November 2013
0
komentar
INDONESIA BAGIAN DARI BIMAKU
Oleh: Mukhlis Galo
Oleh: Mukhlis Galo
Pada saat aku menyadari bahwa aku adalah orang bima, akupun terpanah dan seakan akan tak percaya bahwa aku orang bima betapa tidak semua yang aku inginkan dari sejak kecil sampai dewasa aku selalu dapat dari bimaku, bermain, bersekolah, bertani, berdagang, pembentukan karakter, mengenal diriku, dan sampai belajar mengusap ingus aku selalu dapatkan dari bimaku. Alangkah rugi dan bodohnya aku jika aku menafikan semua itu, semua yang ku dapat tidak bisa di tebus dengan mengatakan “ bimaku bagian dari Indonesia “ tetapi harus mengatakan “ Indonesia bagian dari bimaku “.
Masih segar terasa diingatanku betapa aku pada masa kanak-kanak bisa dengan mudah mendapatkan fasilitas bermain diantaranya adalah tebing yang tinggi tempat bersalto ria bersama teman - teman kecilku, gunung yang indah tempat beradu kuat nanjak dan turun, pohon mangga yang besar- besar tempat kami bermain panjat memanjat melompat dari ranting pohon yang satu ke ranting pohon yang lain, lapangan bola sealakadarnya di atas hamparan rumput yang hijau dan menambah riang gembira melompat mengejar bola dan sehabis bermain bola kami beramai- ramai berlari mendekat ketebing dan melakukan salto bersama – sama.alangkah indahnya wahai bimaku pada saat itu.
Fasilitas – fasilitas alami dan sederhana seperti inilah yang ikut membantu saya untuk pembentukan karakter serta kepribadian saya di masa yang akan datang, saya baru menyadari ternyata fasilitas itulah yang mengantarkan saya menjadi orang seperti sekarang ini ( maaf bukan dalam rangka memuji diri ) menjadi tangguh dikala topan dan badai menerjang, dan juga mampu berkelit di masa sulit, dan tidak jarang kolega – kolega saya mengatakan saya termasuk pemimpin yang tegas dan tegar. Kadang kala selagi menyendiri saya sering berpikir betapa beruntung saya dilahirkan menjadi orang bima yang mempunyai karakter yang keras dan berwibawa serta pandai menjaga kehormatan bimaku.
Akan berbeda jauh ketika kita menyimak, memperhatikan, mentelaah adik -adik kita yang sekarang ini baru menginjak usia muda “ ABG “ adik – adik kita saat ini mereka sudah terbiasa dengan fasilitas yang jauh lebih maju ( modern ) bagi yang hobi olah raga bola tinggal merengek - rengek kepada orang tua langsung di beliin, begitu juga ketika menginginkan HP tinggal datang ke konter langsung di beliiin, bagi yang kepengin naik motor tinggal datang ke dealer langsung pulangnya membawa motor betapa mudah dan gampang mendapatkan fasilitas modern saat ini tanpa harus menyucurkan keringat kecapean.( oh.. ayah dan bunda kasihmu tiada tara untuk anak- anakmu).
Dengan kemudahan - kemudahan seperti ini adik – adik kita tidak lagi merasa betapa sulitnya mencari uang, betapa di dalam kehidupan ini ada yang namanya onak dan duri, badai dan gelombang, angin dan topan. Jika memang seperti itu apakah manusia seperti ini mampu menjalani hidup dan kehidupan? Jawaban mungkin tidak, dia akan menjadi manusia yang rapuh, cengeng, tidak mampu menjawab tantangan jaman pada akhirnya nanti dia akan tersingkir dengan sendirinya dialam ini, tidak heran ketika diterpa modernisasi seperti ini dia akan rapuh jati dirinya akan tergoyakan oleh ilustrasi fatamorgana duniawi yang setiap saat akan menyeret siapapun yang labil dalam memegang prinsip, lihat bagaimana sekarang hari valentine menjadi momok yang dinanti – nanti oleh anak muda yang yang mengiginkan kenikmatan sesaat padahal itu bukan budaya kita. Anak muda sekarang memiliki prinsip yang rapuh karena dari kecil sudah terbiasa mendapatkan sesuatu dengan mudah dan gampang ( instan ) tidak semua tapi mayoritas.
Dalam hal kepemimpinan orang -orang seperti ini tidak bisa diandalkan karena kepribadiannya sangat rapuh ketika dihadapkan dengan pilihan kebijakan yang sulit dia selalu berada di wilayah abu – abu, dimana wilayah ini sulit dimasuki oleh orang yang punyak watak dan prinsip tegas tapi sangatlah gampang dimasuki oleh tipikal yang labil. Pemimpin yang berangkat dari keadaan yang serba mudah akan sulit bertahan ketika ombak dan badai menerjangnya. Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk mengarahkan mereka, bukan saatnya lagi mengiginkan segala sesuatu harus dengan cara gampang apalagi memaksakan kehendak kepada orang tua kita, kita harus bersukur bahwa kita sudah dilahirkan didunia ini dengan bermodalkan akal dan pikiran, tangan dan kaki, dengan modal inilah harus belajar bagaimana menghargai orang lain terutama orang yang membuat kita ada didunia ini.
Bimaku memberikan segalanya yang ku pinta pemandangan alam yang indah, kicau burung yang merdu, kijang yang lincah dipadang rumput, sehingga membawaku pada sebuah kesimpulan bahwa bima tidak mungkin menjadi bagian dari indonesia tetapi Indonesialah bagian dari bimaku.
Salam dari team LIBIDO
Tangerang - Indonesia
dikutip dari : http://bimakab.go.id/article-indonesia-bagian-dari-bimaku.html
Masih segar terasa diingatanku betapa aku pada masa kanak-kanak bisa dengan mudah mendapatkan fasilitas bermain diantaranya adalah tebing yang tinggi tempat bersalto ria bersama teman - teman kecilku, gunung yang indah tempat beradu kuat nanjak dan turun, pohon mangga yang besar- besar tempat kami bermain panjat memanjat melompat dari ranting pohon yang satu ke ranting pohon yang lain, lapangan bola sealakadarnya di atas hamparan rumput yang hijau dan menambah riang gembira melompat mengejar bola dan sehabis bermain bola kami beramai- ramai berlari mendekat ketebing dan melakukan salto bersama – sama.alangkah indahnya wahai bimaku pada saat itu.
Fasilitas – fasilitas alami dan sederhana seperti inilah yang ikut membantu saya untuk pembentukan karakter serta kepribadian saya di masa yang akan datang, saya baru menyadari ternyata fasilitas itulah yang mengantarkan saya menjadi orang seperti sekarang ini ( maaf bukan dalam rangka memuji diri ) menjadi tangguh dikala topan dan badai menerjang, dan juga mampu berkelit di masa sulit, dan tidak jarang kolega – kolega saya mengatakan saya termasuk pemimpin yang tegas dan tegar. Kadang kala selagi menyendiri saya sering berpikir betapa beruntung saya dilahirkan menjadi orang bima yang mempunyai karakter yang keras dan berwibawa serta pandai menjaga kehormatan bimaku.
Akan berbeda jauh ketika kita menyimak, memperhatikan, mentelaah adik -adik kita yang sekarang ini baru menginjak usia muda “ ABG “ adik – adik kita saat ini mereka sudah terbiasa dengan fasilitas yang jauh lebih maju ( modern ) bagi yang hobi olah raga bola tinggal merengek - rengek kepada orang tua langsung di beliin, begitu juga ketika menginginkan HP tinggal datang ke konter langsung di beliiin, bagi yang kepengin naik motor tinggal datang ke dealer langsung pulangnya membawa motor betapa mudah dan gampang mendapatkan fasilitas modern saat ini tanpa harus menyucurkan keringat kecapean.( oh.. ayah dan bunda kasihmu tiada tara untuk anak- anakmu).
Dengan kemudahan - kemudahan seperti ini adik – adik kita tidak lagi merasa betapa sulitnya mencari uang, betapa di dalam kehidupan ini ada yang namanya onak dan duri, badai dan gelombang, angin dan topan. Jika memang seperti itu apakah manusia seperti ini mampu menjalani hidup dan kehidupan? Jawaban mungkin tidak, dia akan menjadi manusia yang rapuh, cengeng, tidak mampu menjawab tantangan jaman pada akhirnya nanti dia akan tersingkir dengan sendirinya dialam ini, tidak heran ketika diterpa modernisasi seperti ini dia akan rapuh jati dirinya akan tergoyakan oleh ilustrasi fatamorgana duniawi yang setiap saat akan menyeret siapapun yang labil dalam memegang prinsip, lihat bagaimana sekarang hari valentine menjadi momok yang dinanti – nanti oleh anak muda yang yang mengiginkan kenikmatan sesaat padahal itu bukan budaya kita. Anak muda sekarang memiliki prinsip yang rapuh karena dari kecil sudah terbiasa mendapatkan sesuatu dengan mudah dan gampang ( instan ) tidak semua tapi mayoritas.
Dalam hal kepemimpinan orang -orang seperti ini tidak bisa diandalkan karena kepribadiannya sangat rapuh ketika dihadapkan dengan pilihan kebijakan yang sulit dia selalu berada di wilayah abu – abu, dimana wilayah ini sulit dimasuki oleh orang yang punyak watak dan prinsip tegas tapi sangatlah gampang dimasuki oleh tipikal yang labil. Pemimpin yang berangkat dari keadaan yang serba mudah akan sulit bertahan ketika ombak dan badai menerjangnya. Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk mengarahkan mereka, bukan saatnya lagi mengiginkan segala sesuatu harus dengan cara gampang apalagi memaksakan kehendak kepada orang tua kita, kita harus bersukur bahwa kita sudah dilahirkan didunia ini dengan bermodalkan akal dan pikiran, tangan dan kaki, dengan modal inilah harus belajar bagaimana menghargai orang lain terutama orang yang membuat kita ada didunia ini.
Bimaku memberikan segalanya yang ku pinta pemandangan alam yang indah, kicau burung yang merdu, kijang yang lincah dipadang rumput, sehingga membawaku pada sebuah kesimpulan bahwa bima tidak mungkin menjadi bagian dari indonesia tetapi Indonesialah bagian dari bimaku.
Salam dari team LIBIDO
Tangerang - Indonesia
dikutip dari : http://bimakab.go.id/article-indonesia-bagian-dari-bimaku.html
0 komentar:
Posting Komentar