HMI MEDIS UMM

Khutbah Jumat: Hidup Mulia Dengan Islam

Posted by J Selasa, 19 Januari 2016 0 komentar




 "Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya"#salam Persahabatan
Read More..

RENCANA PERAWATAN UNTUK VENTILASI MEKANIK

Posted by J Senin, 13 April 2015 0 komentar
Silahkan di klik

"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan
Read More..

Jangan Sombong

Posted by J 0 komentar
Silahkan di download

Klik 

"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan

Read More..

Nasehat Seorang Sahabat : Jodoh itu dari Allah

Posted by J Kamis, 05 Februari 2015 1 komentar
Ada banyak cerita yang harus ku sampaikan malam ini. Cerita tentang seorang sahabat yang selalu menginspirasi dan memberikan nasehat dikala tak ada lagi yang sempat meluangkan waktunya.
Malam ini aku menelponya sekedar untuk menanyakan kabarnya karena sudah cukup lama tak berjumpa. Canda tawanya masih tetap khas seperti yang dulu. Dia memang sosok yang serius tapi cukup humoris.
malam ini ada banyak cerita yang kami bicarakan mulai dari kisah masa lalu sampai masalah jodoh. Ya, dia memang ahlinya kalau sudah bicara masalah jodoh. :)
*
Mulailah pembicaraan kami melalui telepon,
“Assalamualaikum…” aku menyapanya…
“Waalaikumsalam…” Jawabnya, suara khasnya itu mulai terdengar…
“Gimana kabarmu kawan?, sepertinya lagi sibuk sekali…”
“Alhamdulillah baik-baik saja, ente sendiri gimana kabarnya?”
“Baik juga nih kawan”
Setelah saling menyapa, kami mulai berbicara tentang kisah lama waktu SMA. Dia mulai tanya kabar si dia yang ada di sana. Ya, aku jawab saja kalau dia baik-baik saja. Lagi pula kan aku sudah lama tidak berkomunikasi dengan si dia. Mungkin saja si dia sudah dengan orang lain, tapi kan tidak ada urusannya dengan saya. “Dalam hati…. ‘meskipun rasa itu masih ada’.. hehehe
**
Memang dari dulu aku masih merindukan si dia, entah kenapa bayangannya masih tetap ada. Dan yang lebih mengherankannya lagi si dia itu selalu muncul dalam mimpiku. dan terkadang  di dalam mimpi itu dia datang kerumahku dan makan bersama keluargaku, di lain waktu mimpi itu hadir lagi dengan cerita yang berbeda tentunya. Di dalam mimpi itu aku bersama orang tuaku datang kerumahnya untuk melamar si dia dan tak lama kemudian aku pun terbangun. Oh, ternyata hanya mimpi. Kejadian mimpi itu sudah lebih dari 5 kali, bahkan akupun sendiri bingung kenapa si dia selalu muncul. Apakah ini pertanda dia jodohku? Ah, kenapa juga aku harus percaya dengan mimpi-mimpi itu. Bukankah mimpi itu hanya bunga tidur saja… Cetusku dalam hati…
***
Setelah lama berbincang-bincang dia mulai menasehatiku.
“Jodoh itu sudah diatur oleh Allah, jadi apa yang harus kita takutkan. bukankah Jodoh tidak akan kemana-mana? Ah, kamu ini. seperti tidak belajar agama saja. Ingat sahabatku, Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik dan begitupun sebaliknya. Jadi tugas kita hanya memperbaiki diri saja agar nantinya kita lebih baik lagi. Tidak ada yang perlu disesali jika memang dia bukan jodohmu sahabatku. Wanita masih banyak, bisa jadi yang kamu anggap baik itu belum tentu baik bagimu. Tahukah kamu sahabatku, Allah itu tahu yang terbaik bagi hamba-hambanya yang percaya akan kasih sayang-Nya. Lalu, apa yang harus kamu takutkan? kamu takut tidak mendapatkannya? kamu takut tidak bisa hidup tanpanya? Ah, itu omong kosong. Jangan jadikan cintamu buta. Tidak ada cinta yang indah kecuali yang Allah tanamkan dalam hati hamba-Nya dengan penuh cinta dan kasih sayang-Nya”
Sejenak ku terdiam, ada rasa bersalah dalam diriku ketika mendengar nasehatnya. Seketika itu, entah kenapa ku hanya bisa mengiyakan apa yang dibicarakannya.
Diapun melanjutkan…
“Apakah kamu berfikir bahwa sekuat apapun usahamu untuk mendapatkannya, kalau memang tidak jodoh maka tidak akan pernah menyatu. Sahabatku, Oleh karna itu tugasmu adalah berdoa kepada Allah agar kalau memang dia jodohmu maka mohonlah untuk didekatkan dan kalau bukan mintalah untuk dijauhkan. Dan mintalah kepada Allah agar cinta yang ada padanya untuk dijaga sehingga tidak salah tempat”
Setelah lama merenung, ternyata memang benar kalau cintaku selama ini hanya cinta buta. Aku tidak pernah berfikir kalau yang menetapkan jodoh itu Allah, lalu kenapa aku terlalu pusing memikirkan jodohku. Bukankah aku sebaiknya sibuk memperbaiki diri saja. Itukan lebih baik daripada aku buang-buang waktu untuk memikirkannya.
Akhirnya setelah lama menasehatiku dia pun menutup teleponya sembari mengucapkan salam.
Malam pun tak terasa panjang, tidak terasa waktu sudah mulai pukul 3 pagi ketika kutuliskan cerita ini. Mataku mulai tak bersahabat, bahkan pikiranku sudah mulai menuju ke alam lain. Ku akhiri tulisan ini… Aku pun tertidur lelap.
Surabaya, 05 Feb 2015
Pemuda yang merindukanmu

"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan
Read More..

Memaknai Cinta

Posted by J Selasa, 27 Januari 2015 1 komentar
"Kenapa harus jatuh cinta kalau takut sakit Hati"
Rasa cinta adalah perasaan yang muncul dalam diri seseorang terhadap sesuatu yang membuatnya senang. memang rasa cinta muncul bukan saja pada lawan jenis tapi bisa pada benda, binatang, atau pada dunia ataupun pada hal-hal yang lainnya. tapi pada bahasan kali ini kita spesifikkan rasa cinta pada lawan jenis.
Terkadang rasa cinta yang muncul pada lawan jenis ini seringkali dialami oleh para remaja. Biasanya anak SMA atau bahkan anak SMP pun sudah bisa merasakan yang namanya cinta ini. Kata yang satu ini memang tiada habis-habisnya ketika dibahas.
banyak dari tokoh-tokoh yang berusaha mendefinisikan cinta antara lainKahlil gibran. Dalam definisinya Kahlil gibran mengatakan bahwa cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.
Lain ceritanya ketika kita mendengarkan definisi cinta dari Ibnul Qayyim al-Jauziah: dimana dia mengatakan bahwa cinta adalah luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih.
atau mungkin definisi dari Rabi’ah Al-‘Adawiyah. Dalam definisinya ini dia menekankan pada pendalaman dari cinta itu sendiri. Ia mengatakan bahwa cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang merasakannya, niscaya akan mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya, pasti akan gagal.
Dan yang lebih menariknya adalah definisi dari Hamka : cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih, dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, dan perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi, dan lain-lain yang terpuji. 
Dari definisi diatas masih banyak lagi definisi yang lain yang diungkapkan oleh banyak tokoh. tapi yang menarik menurut saya adalah definisi dari Buya Hamka. Secara tersirat dia ingin mengatakan bahwa cinta itu suci, yang salah adalah orang yang memanfaatkan cinta itu sendiri.
Terkadang memang betul apa yang dikatakan oleh Buya Hamka. kita sering terjebak pada wilayah pemahaman cinta yang sempit yang akhirnya menjerumuskan para remaja pada ranah cinta semu.
Memaknai cinta tidak hanya memikirkan manfaat secara lahiriyah saja, tapi lebih pada wilayah batiniah. Bicara soal cinta maka tidak terlepas dari yang namanya hati. Maka cinta yang suci akan lahir pada hati yang bersih dan begitu sebaliknya. Itu sebabnya kenapa para remaja saat ini seringkali salah mengartikan cinta yang akhirnya membawa mereka pada wilayah cinta yang dilarang oleh Allah. Sebut saja "Pacaran".
Sudah berapa banyak remaja yang terjerumus pada cinta yang salah ini. Terkadang kita mendengar dari berbagai media bahwa berapa banyak pelecehan seksual, hamil diluar nikah, pesta-pesta terlarang. Itu semua tidak terlepas dari pemahaman mereka yang salah terhadap "CINTA". Akhirnya bukan hanya mereka yang dirugikan, atau orang tua, tapi lebih pada moral bangsa dipertaruhkan.
Akhir kata, Semoga apa yang saya tuliskan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi pribadi saya. Sehingga tidak ada lagi dari kita yang salah dalam mengartikan cinta ini.
Semoga kita dipelihara oleh Allah agar cinta yang kita miliki ini tidak salah tempat. Sehingga cinta kita terhadap sesama akan dibarengi karena kecintaan kita kepada Allah Taala...

#Salam Persahabatan :)
Surabaya, 23 Januari 2015

"Yang Merindukan Cinta"

"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Read More..

Abu Bakar Ash-Shiddiq ra

Posted by J Selasa, 30 Desember 2014 0 komentar
Khalifah ar-Rasyidin

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhyiallahu 'anhu (wafat 13 H)


Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “ash-Shiddiq” dan “Atiq”.



Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.
Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)



`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.
Allah juga berfirman : “Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar : 33)



Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar :”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimeaan yang melebihi keistimeaannya di tengah-tengah para Shahabat?”
Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwaRasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau bersabda :”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab : “ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)



“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.”(HR. Bukhari dan Muslim)



Dari Abu Sa`id radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda :”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya” lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata :”ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu” Abu Sa`id berkata : “yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami” Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih (dalam riwayat lain ada tambahan : “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).”(HR. Bukhari dan Muslim)



Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin).(HR. Bukhari)



Masa Kekhalifahan



Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu`anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.


Allah telah berfirman :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)



Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma berkata : “demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”



Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”



Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)



Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka. 
Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”
Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah
dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.
Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.


 
Wafatnya


Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.


Sumber:
• Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
• Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi.
• Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah
• Al-Kabaa`ir karya Adz-Dzahabi

"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Read More..

LIKE FANPAGE INDAHNYA PERSAHABATAN

KELUARGA HIMPUNAN

KELUARGA HIMPUNAN

Total Pengunjung