HMI MEDIS UMM

Membaca dan pahami

Posted by J Jumat, 31 Oktober 2014 0 komentar
Siapa yang membaca dan menyimak tapi tidak mentadabburi, boleh jadi al-Qur’an akan menjadi hujjah atasnya. Oleh karena itu, Allah mencela orang-orang yang seperti itu,


Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad [47]: 24).

Hasan al-Basri rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian memandang al-Qur’an sebagai surat dari Tuhan mereka, oleh karena itu mereka mentadaburinya pada malam hari dan mengamalkannya pada siang hari”

#mariMembaca dan Pahami
#Taddabbur Al-Qur'an. 




"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Read More..

Askep CA Pankreas

Posted by J 2 komentar
CA Pankreas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker pancreas merupakan penyebab kematia ke-4 bagi laki-laki dan ke-5 bagi wanita dari 10 penderita tiap 100.000 penduduk, dan pada 80% penderita mengenai usia 60 – 80 tahun. Diperkirakan 29.000 penderita di diagnosis tiap tahun, 28.000 diantaranya meninggal dalam 3 – 6 bulan dan hanya 3000 penderita sebagai kandidat operasi di AS. Sedangkan di Inggris, Wales, dan Belanda 2% penderita kanker pancreas hidup sampai 5 tahun, 8% sampai 2 tahun, dan kurang dari 50% hidup tiga bulan atau lebih setelah didiagnosis.
Di tahun 2002 diperkirakan 30.300 penderita baru adenokarsinoma berkembang di Ameriks Serikat dengan angka resektabilitas 15% - 20%, sedangkan 80% - 85% lainnya sudah “local advance” atau bermetastis. Pada keadaan seperti ini  median survival rate 8-12 bulan yang mencapai 5 tahun sangat jarang. Empat puluh lima persen penderita baru bersifat “local advance” yang artinya “unresectable” dengan atau tanpa metastis jauh.
Terdapat 10 (22,2%) penderita dari 45 penderita kanker pancreas yang berobat di RSK Dharmais yang mendapat terapi operatif. Semua pasien datang dengan keluhan rasa tidak nyaman di perut dan berat badan menurun sejak 2 sampai 6 bulan sebelum berobat. Gejala obstruksi dan ikterus didapat pada 8 penderita yang tumornya tumbuh di kaput pancreas. (Bedah Digestif Onkologi Ed. 2, FKUI, Jakarta, 2013)
Insiden kanker pancreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu, khususnya diantara orang-orang yang bukan kulit putih. Tumor pancreas merupakan penyebab kematian terkemuka menempati urutan keempat di Amerika Serikat dan paling sering ditemukan pada usia 60 hingga 70 tahunan. Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industry atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak, daging, ataupun keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan insiden kanker pancreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas seluruhnya. Resiko kanker pancreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasaan merokok. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.2, Brunner & Suddarth, 2002).
Insiden kanker pancreas makin meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit banyak diumpai pada usia lanjut, dimana 80 % berusia 60 – 80 tahun, dan jarang dijumpai pada usia kurang dari 50 tahun. Pasien pria lebih banyak daripada perempuan, dengan 1,2 – 1,5 : 1. Angka kematian kankers pancreas masih sangat tinggi, yakni 98 % pasien akan meninggal. Sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis penyakit. Secara keseluruhan, angka kelestarian hidup 1 tahun sekitar 12%,  5 tahun sekitar 0,4% - 4 %.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi Kanker Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).
BAGIAN ENDOKRIN PANKREAS
Bagian ini berfungsi memproduksi dan melepaskan hormone insulin, glucagon, dan somatostatin. Hormone ini masing – masing di produksi oleh sel-sel khusus yang berbeda di pancreas, yang di sebut pulau langerhans. Elizabeth J. Corwin (2009).
Pulau langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175 um. Pulau-pulau ini tersebar di seluruh pancreas, walaupun lebih banyak di temukan di kauda (ekor) dari pada kaput (kepala) dan korpus (badan) pancreas. Pulau-pulau ini menyusun sekitar 2% volume kelenjar, sedangka bagian eksokrin penkreas membentuk 80% serta duktus dan pembuluh darah membentuk sisanya. W. F. Ganong , (2012).

BAGIAN EKSOKRIN PANKREAS
Menurut W. F. Ganong , (2012). diungkapkan bagian pancreas yang menyekresi getah pancreas adalah kelenjar alveolus gabungan yang bentuknya mirip dengan kelenjar saliva. Didalam sel ini terbentuk granula berisi enzim pencernaan (granula zimogen) yang mengeluarkan melalui eksositosis dari apeks sel ke dalam lumen duktus pankreatikus. Cabang halus duktus bergabung menjadi sebuah duktus (duktus pankreatikus wiring), yang biasanya menyatu dengan duktus koleduktus untuk membentuk ampula vateri. Ampula membuka melalui papilla dudenom, dan orifisiumnya dilingkari oleh sfingter Oddi. Beberapa memiliki duktus pancreatikus asesori (duktus Santorini) yang juga masuk ke dalam duodenum di bagian lebih proximal.
Fungsi bagian ini adalah sekresi enzim pancreas dan sekresi natrium bikarbonat. Fungsi sekresi enzim pancreas berlangsung akibat stimulasi pancreas kolesistokinin, suatu hormone yang dikeluarkan oleh usus halus. Sedangkan natrium bikarbonat dikeluarkan dari sel asinus ke dalam duktus pankreatikus lalu disalurkan ke usus halus, sebagai respon terhadap terhadap hormon usus halus, sekretin. Elizabeth J. Corwin (2009).
KANKER
Elizabeth J. Corwin menjelaskan terdapat beberapa kategori kanker dan beberapa teori mengenai bagaimana kanker terbentuk. Bagian ini membahan kategori kanker dan menjelaskan teori karsinogenesis.
Kategori kanker
Kanker dibagi menjadi 5 kategori yaitu karsinoma, limfoma, sarkoma, galioma, dan karsinoma insitu.
Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar pensekresi mukus, sel pensekresi melanin, payudara, servik, kolon, rectum, lambung, pankreas, dan esofagus.
Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, bergai kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat terkena pengaruh. Limfoma spesifik antara lain adalah limfoma Hodgkin. (Kanker kelenjar limfe dan limpa, dahulu disebut hodgkin) dan limfoma malignan.
Sarkoma adalah kanker jariingan ikat, termasuk sel-sel yang ditemmukan di otot dan tulang.
Galioma adalah kanker sel-sel glia (sel-sel penunjang) disistem syaraf pusat
Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainfasif.

KANKER PANKREAS
Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker ini paling sering menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor pankreas hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul. Jurnal Nursing (2011).
Tumor pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas, serta jaringan penyangganya. Dalam klinis sebagian besar pasien (90%) tumor pankreas adalah tumor ganas dari jaringan eksokrin pankreas yaitu adenokarsinoma duktus pankreas . Ilmu Penyakit Dalam FKUI (2006).
Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo  Nuclead Acid).  Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup DNA. Contohnya mutasi titik yang menyebabkan pengaktifan di proto-onkogen K-ras di kondon 12 ditemukan > 90 %  kanker pancreas.
Mutasi-mutasi ini dapat diidentifikasi dari apusan sitologis atau getah pancreas yang diperoleh pada saat kanulasi retrograde endoskopi duktus pankreatikus dilakukan.  Mutasi di gen penekan tumor TP53 pernah dideteksi pada 50 – 75% adenokarsinoma pancreas. Hilangnya fungsi TP53 dan K-ras secara bersamaan mungkin berperan dalam sifat agresif kanker ini. Selain itu, pada sekitar 90% kasus, gen penekan tumor P16 yang terletak di kromoson 9P mengalami inaktivasi. Mutasi di gen-gen perbaikan ketidakcocokan DNA juga dapat menyebabkan kanker pancreas. Tampaknya berbagai mutasi harus terjadi agar kanker pankreas dapat timbul. Sindrom kanker pankreas familiar timbul akibatmutasi di sel benih. Contoh-contohnya mencakup mutasi di STK11 pada sindrom Puetz-Jegher dan di gen-gen perbaikan ketidakcocokan DNA. Gen perbaikan ketidakcocokanBRCA2 mengalami inaktivasi pada 7-10% kanker pankreas.
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Doegoes, 2000).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Pada pankreatitis kronik, jalur timbulnya kanker pankreas mungkin melalui proses peradangan kronik, termasuk pembentukan stroma. Mediator-mediator peradangan kronik di duktus dan stroma fibrotik di sekitarnya kemungkinan besar membantu proses transformasi menjadi ganas, meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Transformasi maligna sel-sel ductus pancreaticus manusia sering menyebabkan deregulasi ekspresi berbagai faktor pertumbuhan dan reseptor, termasuk faktor perangsang pertumbuhan ( mis, TGF-α) dan reseptor tempatnya terikat ( mis, faktor pertumbuhan epidermis [EGF] dan reseptor yang mirip EGF). Masih belum diketahui bagaimana perubahan-perubahan ini berkaitan dengan patogenesis tumor.

2.2   Etiologi Kanker Pankreas
2.2.1. Faktor Resiko Eksogen
Dalam fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3 (Asam) dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500 mL getah pancreas. Sekresi getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan getah usus berefek pada penetralan asam lambung dan menaikkan PH duodenum menjadi 6,0 – 7,0. Didalam getah penkreas terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim aktif tripsin. Tripsin berfungsi untuk mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang merangsang kerja enzim enteropeptidase. Definisi enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan congenital dan nutrisi protein.
Merupakan Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. (Setyono, 2001).
2.2.2  Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa.  (Setyono, 2001).

 2.3.  Klasifikasi Ca Pankreas
Klasifikasi Ca Pankreas terdiri dari :
TX       : Tumor primer tidak ditemukan
T1        : Tidak ada bukti tumor primer
Tis       : Karsinoma in situ
T1        :    Diameter terbesar tumor < 2 cm, terbatas dalam pancreas.
T2        :    Diameter terbesar tumor > 2 cm, terbatas dalam pancreas.
T3        :    Tumor langsung menginvasi duodenum, duktus biliaris, gaster, limpa, kolon, dan jaringan sekitar lainnya, tapi belum mengenai trunkus seliak atau vena mesenterium superior.
T4        :    Tumor mengenai trunkus seliak atau vena mesentrium superior.
Kelenjar limfe regional (N)
NX      :    Kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan.
N0       :    Tidak ada metastasis kelenjar limfe regional.
N1       :    Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Pn1a    :    Terdapat metastasis satu kelenjar limfe regional
Pn1b    :    Terdapat metastasis multiple kelenjar limfe regional.
Metastasis jauh (M)
MX     :    Metastasis jauh tidak dapat ditemukan.
M0      :    Tidak ada metastasis jauh.
M1      :    Terdapat metastasis jauh.
Klasifikasi stadium
Stadium 0               :       Tis, N0, M0
Stadium IA       :    T1,N0, M0
Stadium IB       :    T2, N0, M0
Stadium IIA      :    T3, N0, M0
Stadium IIB      :    T1-3, N1, M0
Stadium III       :    T4, N apapun, M0
Stadium IV       :    T apapun, N apapun, M1
Berikut adalah klasifikasi TNM kanker pankreas menurut UICC tahun 2002.
Klasifikasi Stadium
Stadium 0
Tis, N0 ,M0
Stadium IA
T1, N0, M0
Stadium IB
T2, N0, M0
Stadium IIA
T3, N0, M0
Stadium IIB
T1-3, N1, M0
Stadium III
T4, N apapun, M0
Stadium IV
T apapun, N apapun, M1

Sumber : Desen, Wan. 2013. Onkologi Klinis

2.4  Tanda dan Gejala Kanker Pankreas
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah dan kadang-kadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang makan atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara lain:
1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan
2. Anoreksia dan kembung
3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)
4.    Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)
5.     Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8.      Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya metabolisme tubuh
9.       Depresi berkepanjangan
10.     Gangguan pada organ hati atau liver

2.5  Patofisiologi Kanker Pankreas
Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).
2.6  Komplikasi Kanker Pankreas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1.      Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk diabetes.
2.      Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut mengendap di kulit.
3.      Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan rasa sakit di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat
4.      Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas. Pankreas dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini seringkali menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung limpa.
2.7     Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas
2.7.1        USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas. Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang rentan terhadap perut, gas usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan pemeriksaan resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2.7.2        CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar getah bening. CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi.
2.7.3        Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.

2.8         Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut. (Brunner & Suddarth, 2002)

2.9.  Makanan Apa bagi Perawatan Pasien Kanker Pankreas

Pasien kanker pankreas harus menghindari minuman keras, makan berlebihan, alkohol dan makanan tinggi lemak. Pankreas adalah salah satu organ utama yang mengeluarkan enzim pencernaan, lipase, terutama bergantung pada pankreas untuk mensekresikan.
Pertama-tama, karena anda membuat pankreas terluka, pencernaan lemak yang akan terkena dampak serius. Oleh karena itu, pasien kanker pankreas harus memiliki keteraturan dalam pola makan, tiga sampai lima kali sehari, tidak terus menerus makan makanan ringan, hal ini akan menyebabkan pankreas tidak berhenti mengeluarkan cairan, membuat semakin berat beban pankreas. Kalau begitu, bagaimana memperhatikan makanan bagi penderita kanker pankreas?

1. Pasien kanker pankreas harus makan lebih sedikit atau berhenti makan lemak daging, telur, makanan berminyak, makanan yang digoreng, bawang jahe, bawang putih, paprika, dan makanan pedas lainnya, tidak merokok, minum.
2. Harus mencegah minuman keras, makan berlebih, alkohol dan makanan tinggi lemak.
3. Pasien kanker pankreas harus memilih makanan kaya nutrisi, mudah dicerna, rendah lemak, Anda dapat makan makanan yang lebih tinggi protein, makanan multi-karbohidrat, seperti susu, ikan, hati, telur putih, pasta, teratai pati akar, jus buah, sup dan sebagainya.
4. Dapat minum obat untuk mengatur nafsu makan pasien, di samping itu, obat-obatan juga dapat membantu tidur pasien. Tentu saja, saat minum obat juga harus makan beberapa makanan yang mudah dicerna, dan pasien kanker pankreas biasanya dapat minum sup hawthorn atau sup kacang untuk menyeimbangkan nafsu makan (kacang hijau dan kacang merah direbus, dikupas dan).

  Makanan untuk pasien kanker pankreas
(1) makanan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, efek anti kanker pankreas seperti penyu soka, kura-kura, makarel, shad, ular, ubi jalar, kacang merah, jamur, jujube dan lainnya.
(2) Makanan yang memiliki efek antikanker, analgesik, seperti hippocampus, bass laut, kerang, siput, kenari, bibit gandum, daun bawang, pare.
(3) makanan anti-infeksi: ikan mas, ubur-ubur, saury, kerang, tiram, daging bebek liar, zaitun, hitam, kacang hijau, kacang merah, labu pahit.

  Makanan yang tidak cocok untuk pasien kanker pankreas
(1) makanan berminyak dan tinggi lemak hewani.
(2) makan berlebihan, makan terlalu kenyang.
(3) tembakau, alkohol dan makanan pedas.
(4) jamur, goreng, makanan yang diasap, acar.
(5) keras, kental dan sulit untuk dicerna makanan.
  Ahli Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan : catatat makanan pasien kanker pankreas harus wajar dengan proporsi karbohidrat, lemak dan protein yang sesuai, jumlah lemak dan protein harus sesuai, terutama untuk makanan yang mudah dicerna dan diserap. Diet yang wajar dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien kanker pankreas, sangat membantu untuk peningkatan tubuh. (http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-healthcare/cancer-diet-therapy/1363.html)


BAB III
KONSEP KEPERAWATAN


1.      Pengkajian
a.       Data Subjektif
Nyeri midepigastrium bervariasi keparahannya, dapat menyebar kepunggung bagian bawah dan berkurang dengan duduk condong ke depan
Kehilangan selera makan
Mual
Keletihan
Kulit gatal
b.      Data Objektif
Tanda obstruktsi biliaris
Ikhterus
Feses dempul,diare
Urine gelap dan pekat
Penurunan berat badan yang cepat
c.       Faktor resiko
Merokok
Diet tinggi protein dan lemak
Zat pengawet makanan, nitrat
Riwayat keluarga dengan kanker pankreas
Penyalahgunaan alkohol
d.      Pemeriksaan diagnostik
Pertanda tumor, CEA,CA19-9
Bilirubin serum, fosfatase, basa amilase dan lipase meningkat
Panel kimia darah lengkap, gula darah puasa
Uj fungsi hati
Pemeriksaan koagulasi
Pencitraan/pemeriksaan kedokteran nuklir
e.       Penatalaksanaan multidisiplin dan penatalaksanaan terapeutik
Konsultasi penatalaksanaan nyeri,analgetik dan antiemetik
Vitamin K, enzim oankreas, garam empedu dan insulin
Konsultasi ahli diet klinis deit terapeutik
Konsultasi farmasi klinis diet nutrisi parenteral
Terpai parenteral dan elektrolit
Selang nasogastrik; aspirasi
Kemoterapi,terapi radiasi dan kemoradioterapi
Intervensi pembedahan
Kateter urine menetap
Penempatan endoscopik stent di pankreasatau duktus billiaris umum
Pelayanan sosial
2.      Masalah pasien dan Intervensi Keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan perburukan proses penyakit
1)      Intervensi
a)      Kaji sifat,intensitas,lokasi,durasi, dan faktor pencetus dan pereda nyeri
b)      Gunakan skala penilaina nyeri yang konsisten untuk menetapkan nilai dasar dan deviasi yang mengidentifikasi intervensi selanjutnya
c)      Kaji tanda nonverbal nyeri khusus pada pasien
d)     Dapatkan informasi dari pasien mengenai pengalaman nyeri masa lau dan metode pereda nyeri yang digunakan
e)      Kendalikan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan persepsi nyeri: suhu,suara,pencahayaan
f)       Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
g)      Bantu pasien untuk mencapai kondidi ketegangan fisik minimal melalui teknik-teknik seperti relaksasi, musik, visualisasidan pengalihan untuk mengurangi kebutuhan akan medikasi
h)      Berikan lingkungan yang nyaman memberikan kesempatan untun istirahat siang hari di periode tiudr yang tidak terganggu pada malam hari
i)        Kolaborasi dengan dokter,berikan mediksi analgesik  sesuai kebutuhan, observasi efek terapeutik dan efek samping
j)        Diskusikan dan mulai tindakan pereda nyeri nonivasif: relaksasi ,stimulasi kutaneus, distraksi, terapi panas /dingin
2)      Kriteria hasil
a)      Mengungkapkan penurunan atau peredaan nyeri
b)      Menerima nyeri sebagai bagian dalam melakukan aktivitas harian

b.      Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, gangguan sekresi insulin, mual diare, keletihan.
1)      Intervensi
a)      Kaji status nutrisi setiap hari: berat badan, elektron protein total,albumin serum,hemoglobin,turgor kulit dan massa otot
b)      Tentukan julam dan tipe makanan yang disukai dan mampu ditoleransi pasien
c)      Berikan higiene oral sebelum dan sesudah makan
d)     Berikan anastetik oral sebelum makan pada mukosa oral bila perlu
e)      Tawarkan diet tinggi kalori,tinggi protein dengan variasi rasa, tekstur dan sajian makanan untuk meningkatkan selera makan
f)       Sajikan makanan porsi kecil dan sering serta kudapan yang bernutrisi tinggi kalori
g)      Bantu pasien umtuk makan jika keletihan merupakan faktor penyebab gangguan nutrisi
h)      Sajikan makanan dengan cara menaarik dan menyenangkan
i)        Berikan suasana yang menyenangkan guan meningkatkan keingninan untuk makan,dorong orang terdekat untuk makan bersama pasien, pindahkan pispot/urinal dari daerah tersebut,pertahankan ventilasi yang baik dalam ruangan, sajikan makanan segera setelah makanan datang, pindahkan nampan segera setelah selesai makan
j)        Kolaborasi dengan ahli diet klinis : hitung jumlah kalori dan nutrien yang diperlukan untuk mempertahankan/menaikkan berat badab mendukung kebutuhan metabolik dan mempertahankan glukosa darah dalam batas normal
k)      Pertahankan jumlah kalori
l)        Dorong keluarga untuk membawakan makanan favorit pasien dari rumah
m)    Kolaborasi dengan dokter, berikan antiemetik sebelum makan bila perlu
2)      Kriteria hasil
Berat badan dipertahankan dalam kisaran 10% dari nilai dasar

c.       Duka cita adaptif yang berhubungan dengan perubahan fungsi fisik dan prognosis yang buruk
1)      Intervensi
a)      Sensitif terhadap perubahan yang dialami pasien, dorong pasien mengungkapkan perasaan,frustasi, kemarahan, dan harapan untuk memualai proses berkabung
b)      Berikan lingkungan terapeutik yabg kondusif untuk diskusi terbuka : mendengar aktif, memperhatikan tanda nonverbal, bersikap sabar dan empatiuntuk memfasilitasi rasa percaya
c)      Dorong pertanyaan dan beriakan informasi sebanyak mungkin, saat pasien mengungkapkan keinginan untuk megetahui tentang penyakit,pengobatan, prognosis guna mengurangi ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui
d)     Tetapkan batasan prilaku koping maladaptif jiak hal tersebut mengganggu kesejahteraan pasien
e)      Dukung prilaku adaptif yang menunjukkan kemajuan dan resolusi proses berduka
f)       Berikan kesempatan bagi pasien untuk memiliki waktu pribadi tanpa terganggi dengan orang terdekat pasien.
g)      Bantu pasien mengidentifikasi cara menyesuaikan gaya hidup seiring dengan kondisi untuk meningkatkan partisipasi dan perasaan kontrol.
h)      Berikan insformasi tentang kelompok pendukung untuk pasien dan orang terdekat pasien
i)        Kolaborasi dengan profesional lain( pekerja sosial, rohaniawan, psikolog, psikiater) untuk memberikan dukungan dan memfasilitasi proses berduka
j)        Berikan rujukan bantuan keuangan:jawab pertanyaan sesuai asurnasi medis
k)      Berikan informsi untuk membantu pasien melengkapi surat pelimpahan kekuasaan atau dokumen serupa guna memastikan keinginan pasien diketahui oleh orang terdekat dan pemberi perawatan.
2)      Kriteria hasil
a)      Mengalami kemajuan dalam melewati tahapan proses berduka dan bergerak kearah peneriamaan
b)      Memperhatikan mekanisme kospinh yang efektif: berpartisipasi dalam keputusan menganai masa depan dirinya.

d.      Resiko defist volume cairan yang berhubungan dengan status NPO, diare, gangguan metabolisme glukosa
1)      Intervensi
a)      Berikan cairan parenteral, elektrolit dan nutsisi sesuai program dokter
b)      Hitung asupan dan haluaran, ukur diare dan hasil aspirasi nasogatrik dan masukkan ke dalam penghitungan haluaran
c)      Pantau tanda-tanda vital untul mengetahui dehidrasi, takikardia, hipotensi, ortostatik
2)      Kriteria Hasil
a)      Asupan dan haluaran seimbang
b)      Tetap terhidrasi
e.       Potensia gangguan metabolisme glukosa, asites, perdarahan, ikhterus yang berhubungan dengan gangguan fungsi hati
1)      Intervensi
a)      Pntau hasil glukosa darah, biliirubin, koagulasi, CBC, albumin sesuai program dokter
b)      Pantau adanya darah samar/nyata pada hasil aspirasi lambung dan feses
c)      Lakukan pengukuran glukosa darah kapiler dan berikan insulin sesuai program dokter
d)     Pantau adanya ikhterus pada kulit dan sklera
e)      Pantau adanya edema dan nyeri tekan pada ekstremitas bawah
f)       Auskultasi abdomen untuk mengetahui adanya bising usus dan ukur lingkar perut setiap 8 jam
g)      Pantau status dan ketajaman mental setiap 8 jam
h)      Berikan medikasi sesuai program dokter
2)      Kriteria hasil
Komplikasi dapat dihindari atau dikenali dan ditangani dengan cepat

3.      Penyuluhan pasien dan keluarga
a.       Berikan informasi mengeani diagnosis dan rencan pengobatan
b.      Jelaskan jadal kemoterapi/terapi radiasi, efel pengobatan yang diharapkan, efek samping dan kemungkinan reaksi yang merugikan
c.       Jealskan perawatan yang simptomatik efek samping dan efek merugikan
d.      Kolaborasi dengan ahli diet klinis untuk merencanakan diet terapeutik yang konsisten dengan kondisi fifik dan kesukaan pasien
e.       Hubungi pengajar diabete yang berlisensi untuk membantu menyusun penyuluhan yang terkait dengan pemberian insulin ,pengujian glukosa darah kapiler, diet dan aktivitas
f.       Diskusikan medikasi: pemberian,cara kerja terapeutik , efek samping dan kemungkinan efek yang merugikan
g.      Jelaskan pentingnya melaporkan perubahan kondisi kepada dokter pertambahan berat badan,lingakr perut, ikhterus,perdarahan, nyeri, hematemesis, feses seperti ter/berdarah,edema perifer, dispnea
h.      Tekankan pentingnya melakukan pertemuan tindak lanjut dengan pemberi perawatan

4.      Perencanaan pulang dan perawatan dirumah
a.       Beri informasi tentang tempat membeli pemantau glukosa darah kapiler dan suplai untuk melakukan pemeriksaan darah kapiler secara mandiri
b.      Ajarkan pentingnya menyimpan insulin di dalam kulkas
c.       Rencanakan area yang aman dan terdinding untuk menyimpan jarum spuit insulin yang baru atau bekas
d.      Diskusikan kemapuan pasien dan atau keluarga dalam merawata pasien dan rumah,dapatka pemberi perawatan diruamah sesuai kebutugab untuk memenuhi kebutuhan berbelanja,memasak dan bersih-bersih
e.       Rencanakan transportasi untuk kunjungan tindak lanjut dengan pemberi perawatan



BAB  IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kanker pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel – sel yang melapisi saluran pankreas
5.1.2 Gejala Klinis kanker pankreas adalah nyeri pada abdomen yang hebat khususnya pada epigastrium. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang juga disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas sehingga terjadi rangsangan pada syaraf. Kerena sumbatan pada duktus koledoktus maka dapat menyebabkan ikterus.
5.1.3 Penatalaksanaan kanker pankreas adalah pasien dapat diterapi dengan radio terapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU). Jika pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi intraoperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Terapi) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cidera yang minimal pada jaringan lainya serta dapat mengurangi nyeri.
5.2 Saran
Diharapkan perawat dapat bertindak secara profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker pankreas, mampu mengkaji masalah pasien dengan akurat sehingga dapat dirumuskan suatu doagnosa yang tepat dan dapat di rancang intervensi yang tepat untuk pasien, melasanakkan implementasi secara tepat sehingga pada evaluasi dapat diperoleh hasil yang diharapkan dan sesuai dengna tujuan sehingga masalah dapat teratasi



Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapius
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2. Jakarta  EGC
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.




"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Read More..

LIKE FANPAGE INDAHNYA PERSAHABATAN

KELUARGA HIMPUNAN

KELUARGA HIMPUNAN

Total Pengunjung