Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi
Minggu, 26 Oktober 2014
0
komentar
Pada suatu sore, ketika
Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke
rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi
adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu berkata
beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah
mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab
mereka.
"Sekarang
pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini
sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."
Murid-murid Abu Nawas
merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa
yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar.
Pada malam harinya mereka
datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.
Berkata Abu
Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak rumah Tuan Kadi
yang baru jadi.
"Hah? Merusak
rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.
"Apa? Kalian
jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas
menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau
perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya,
katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar
kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."
Habis berkata demikian,
murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka
berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.
Orang-orang kampung
merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi
mereka langsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang kampung itu berusaha
mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu
banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.
Melihat banyak orang
merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang
menyuruh kalian merusak rumahku?"
Murid-murid itu
menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"
Habis menjawab begitu
mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah
itu roboh dan rata dengan tanah.
Tuan Kadi hanya bisa
marah-marah karena tidak ada orang yang berani membelanya "Dasar Abu Nawas
provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."
Benar, esok harinya
Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil menghadap
Baginda.
Setelah Abu Nawas
menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah
Kadi itu"
Abu Nawas
menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi,
bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak
cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi
itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
Baginda berkata,"
Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan? Hukum
dari negeri mana yang kau pakai itu?"
Dengan tenang Abu Nawas
menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."
Mendengar perkataan Abu
Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa.
"Hai Kadi benarkah
kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.
Tapi Tuan Kadi tiada
menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.
"Abu Nawas! Jangan
membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah
Baginda.
"Baiklah ......
"Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada
seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil
membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan
anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda.
Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir
dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak mau membayar mahar
hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata
merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi
seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual
kahwa."
Baginda terkejut
mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia
memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang
sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu
Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.
Berkata Baginda
Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke
negeri ini."
Ternyata cerita pemuda
Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga membawa saksi
yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.
"Kurang ajar!
Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya."
Baginda sangat murka. Kadi
yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada
si pemuda Mesir.
Setelah perkara
selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda
Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.
Berkata Abu
Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak
akan menerimanya sedikitpun jua."
Pemuda Mesir itu
betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia
menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga
nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.
oo000oo
"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya"
#salam Persahabatan
Dikutip dari Buku cerita :
Abu Nawas Sang Penggeli Hati
Abu Nawas Sang Penggeli Hati
0 komentar:
Posting Komentar