Panggilan Mesra Seakan Sirna
Selasa, 04 November 2014
0
komentar
“Di awal-awal nikah,
kemesraan itu begitu romantis. Panggilan sayang dan cinta yang biasa kudengar
dari pangeranku. Namun berlalunya waktu, panggilan “sayang”, “cinta”, “dinda”
dan kata-kata mesra seperti itu seakan-akan sirna. Mungkin karena aku tidak secantik
saat perawan dahulu. Mungkin tubuhku tidak seramping di awal-awal nikah
dahulu.”
Itulah aduan sebagian
istri melihat cintanya dahulu dan sekarang berbeda. Kenapa kata-kata mesra
antara suami istri tidak terus dipupuk? Apakah karena telah bosan? Apakah tak
lagi ada cinta?
Seharusnya seorang
suami bisa mempertahankan kemesraan yang ada dahulu hingga saat ini.
Karena Allah Ta’ala perintahkan,
وَعَاشِرُوهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah dengan
mereka (istri-istri kalian) dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19).
وَلَهُنَّ
مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS.
Al Baqarah: 228).
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ
خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian
adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang
yang paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu
Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata
mengenai surat An Nisa’ ayat 19 di atas, “Berkatalah yang baik kepada istri
kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat
baiklah sebagai engkau suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)
Berbuat ma’ruf adalah
kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak istri.
Lihatlah contoh Nabi
kita, beliau memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta
dengan panggilan Humaira, artinya wahai yang pipinya kemerah-merahan.
Karena putihnya ‘Aisyah, jadi pipinya biasa nampak kemerah-merahan.
Dari ‘Aisyah, ia
berkata,
دَخَلَ
الحَبَشَةُ المسْجِدَ يَلْعَبُوْنَ فَقَالَ لِي يَا حُمَيْرَاء أَتُحِبِّيْنَ أَنْ
تَنْظُرِي
“Orang-orang Habasyah
(Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya
kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al
Kubro 5: 307). Dahsyat, benar-benar inspiring husband.
Jangan sampai panggilan
sayang dahulu diganti dengan panggilan yang tidak mengenakkan di telinga
seperti “Ndut”, “Cipit”, dll. Ketika seorang istri memanggil suami dengan
kata-kata, “Kakanda sayang ….”. Suaminya malah jawab, “Iya peyaaaanggg…”.
Dari Mu’awiyah Al
Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنْ
تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ – أَوِ اكْتَسَبْتَ –
وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ
“Engkau memberinya
makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau
berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di
wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak
memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Namun panggilan sayang
untuk pasangan di Indonesia tergantung pada latar belakang budaya pasangan
tersebut. Di Jawa ma’ruf dengan panggilan Mas-Adek, Kangmas-dik. Kalau Sunda,
panggilan sayangnya adalah dengan Akang-Neng/ Aa-Neng. Di tempat lain panggilannya
dengan Abang-Adik, Uda-Adek.
Mudah-mudahan Allah
terus memupuk cinta antara kita dengan pasangan kita. Hanya Allah yang memberi
taufik.
—
Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, pagi hari, 7
Rajab 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya"
#salam Persahabatan
0 komentar:
Posting Komentar