CA Pankreas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker pancreas merupakan penyebab
kematia ke-4 bagi laki-laki dan ke-5 bagi wanita dari 10 penderita tiap 100.000
penduduk, dan pada 80% penderita mengenai usia 60 – 80 tahun. Diperkirakan
29.000 penderita di diagnosis tiap tahun, 28.000 diantaranya meninggal dalam 3
– 6 bulan dan hanya 3000 penderita sebagai kandidat operasi di AS. Sedangkan di
Inggris, Wales, dan Belanda 2% penderita kanker pancreas hidup sampai 5 tahun,
8% sampai 2 tahun, dan kurang dari 50% hidup tiga bulan atau lebih setelah
didiagnosis.
Di tahun 2002 diperkirakan 30.300
penderita baru adenokarsinoma berkembang di Ameriks Serikat dengan angka
resektabilitas 15% - 20%, sedangkan 80% - 85% lainnya sudah “local advance”
atau bermetastis. Pada keadaan seperti ini
median survival rate 8-12 bulan yang mencapai 5 tahun sangat jarang.
Empat puluh lima persen penderita baru bersifat “local advance” yang artinya
“unresectable” dengan atau tanpa metastis jauh.
Terdapat 10 (22,2%) penderita dari 45 penderita
kanker pancreas yang berobat di RSK Dharmais yang mendapat terapi operatif.
Semua pasien datang dengan keluhan rasa tidak nyaman di perut dan berat badan
menurun sejak 2 sampai 6 bulan sebelum berobat. Gejala obstruksi dan ikterus
didapat pada 8 penderita yang tumornya tumbuh di kaput pancreas. (Bedah Digestif
Onkologi Ed. 2, FKUI, Jakarta, 2013)
Insiden kanker pancreas terus meningkat
sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu, khususnya diantara orang-orang yang bukan
kulit putih. Tumor pancreas merupakan penyebab kematian terkemuka menempati
urutan keempat di Amerika Serikat dan paling sering ditemukan pada usia 60
hingga 70 tahunan. Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industry atau
toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak, daging, ataupun keduanya,
memiliki hubungan dengan peningkatan insiden kanker pancreas meskipun
peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas
seluruhnya. Resiko kanker pancreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya
kebiasaan merokok. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.2, Brunner &
Suddarth, 2002).
Insiden kanker pancreas makin meningkat
dengan bertambahnya usia. Penyakit banyak diumpai pada usia lanjut, dimana 80 %
berusia 60 – 80 tahun, dan jarang dijumpai pada usia kurang dari 50 tahun.
Pasien pria lebih banyak daripada perempuan, dengan 1,2 – 1,5 : 1. Angka
kematian kankers pancreas masih sangat tinggi, yakni 98 % pasien akan
meninggal. Sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 1 tahun setelah
diagnosis penyakit. Secara keseluruhan, angka kelestarian hidup 1 tahun sekitar
12%, 5 tahun sekitar 0,4% - 4 %.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem
pencernaan yang memiliki dua fungsi utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan
serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).
BAGIAN ENDOKRIN PANKREAS
Bagian ini berfungsi memproduksi dan
melepaskan hormone insulin, glucagon, dan somatostatin. Hormone ini masing –
masing di produksi oleh sel-sel khusus yang berbeda di pancreas, yang di sebut
pulau langerhans. Elizabeth J. Corwin
(2009).
Pulau langerhans adalah
kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175 um. Pulau-pulau ini tersebar
di seluruh pancreas, walaupun lebih banyak di temukan di kauda (ekor) dari pada
kaput (kepala) dan korpus (badan) pancreas. Pulau-pulau ini menyusun sekitar 2%
volume kelenjar, sedangka bagian eksokrin penkreas membentuk 80% serta duktus
dan pembuluh darah membentuk sisanya. W. F. Ganong , (2012).
BAGIAN EKSOKRIN PANKREAS
Menurut W. F. Ganong , (2012). diungkapkan
bagian pancreas yang menyekresi getah pancreas adalah kelenjar alveolus
gabungan yang bentuknya mirip dengan kelenjar saliva. Didalam sel ini terbentuk
granula berisi enzim pencernaan (granula zimogen)
yang mengeluarkan melalui eksositosis dari apeks sel ke dalam lumen duktus
pankreatikus. Cabang halus duktus bergabung menjadi sebuah duktus (duktus
pankreatikus wiring), yang biasanya menyatu dengan duktus koleduktus untuk
membentuk ampula vateri. Ampula membuka melalui papilla dudenom, dan
orifisiumnya dilingkari oleh sfingter Oddi. Beberapa memiliki duktus
pancreatikus asesori (duktus Santorini) yang juga masuk ke dalam duodenum di
bagian lebih proximal.
Fungsi bagian ini
adalah sekresi enzim pancreas dan sekresi natrium bikarbonat. Fungsi sekresi
enzim pancreas berlangsung akibat stimulasi pancreas kolesistokinin, suatu
hormone yang dikeluarkan oleh usus halus. Sedangkan natrium bikarbonat
dikeluarkan dari sel asinus ke dalam duktus pankreatikus lalu disalurkan ke usus
halus, sebagai respon terhadap terhadap hormon usus halus, sekretin. Elizabeth
J. Corwin (2009).
KANKER
Elizabeth J. Corwin menjelaskan terdapat beberapa
kategori kanker dan beberapa teori mengenai bagaimana kanker terbentuk. Bagian
ini membahan kategori kanker dan menjelaskan teori karsinogenesis.
Kategori kanker
Kanker dibagi menjadi 5 kategori yaitu karsinoma,
limfoma, sarkoma, galioma, dan karsinoma insitu.
Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk
sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar pensekresi mukus, sel pensekresi
melanin, payudara, servik, kolon, rectum, lambung, pankreas, dan esofagus.
Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup
kapiler limfe, lakteal, limpa, bergai kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus
dan sumsum tulang juga dapat terkena pengaruh. Limfoma spesifik antara lain
adalah limfoma Hodgkin. (Kanker kelenjar limfe dan limpa, dahulu disebut
hodgkin) dan limfoma malignan.
Sarkoma adalah kanker jariingan ikat, termasuk
sel-sel yang ditemmukan di otot dan tulang.
Galioma adalah kanker sel-sel glia (sel-sel penunjang)
disistem syaraf pusat
Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu
sehingga masih dianggap lesi prainfasif.
KANKER PANKREAS
Kanker pankreas
merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker ini paling sering
menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor pankreas
hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala
pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul.
Jurnal Nursing (2011).
Tumor pankreas dapat
berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas, serta jaringan
penyangganya. Dalam klinis sebagian besar pasien (90%) tumor pankreas adalah
tumor ganas dari jaringan eksokrin pankreas yaitu adenokarsinoma duktus
pankreas . Ilmu Penyakit Dalam FKUI (2006).
Kanker berawal dari kerusakan materi
genetika atau DNA (Deoxyribo Nuclead
Acid). Satu sel saja yang mengalami
kerusakan genetika sudah cukup DNA. Contohnya mutasi titik yang menyebabkan
pengaktifan di proto-onkogen K-ras di kondon 12 ditemukan > 90 % kanker pancreas.
Mutasi-mutasi ini dapat diidentifikasi
dari apusan sitologis atau getah pancreas yang diperoleh pada saat kanulasi
retrograde endoskopi duktus pankreatikus dilakukan. Mutasi di gen penekan tumor TP53 pernah
dideteksi pada 50 – 75% adenokarsinoma pancreas. Hilangnya fungsi TP53 dan
K-ras secara bersamaan mungkin berperan dalam sifat agresif kanker ini. Selain
itu, pada sekitar 90% kasus, gen penekan tumor P16 yang terletak di kromoson 9P
mengalami inaktivasi. Mutasi di gen-gen perbaikan ketidakcocokan DNA juga dapat
menyebabkan kanker pancreas. Tampaknya
berbagai mutasi harus terjadi agar kanker pankreas dapat timbul. Sindrom kanker
pankreas familiar timbul akibatmutasi di sel benih. Contoh-contohnya mencakup
mutasi di STK11 pada sindrom Puetz-Jegher dan di gen-gen perbaikan
ketidakcocokan DNA. Gen perbaikan ketidakcocokanBRCA2 mengalami inaktivasi pada
7-10% kanker pankreas.
Kanker adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Doegoes, 2000).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas
yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor
ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi
pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini
jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis
pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Pada pankreatitis kronik, jalur timbulnya kanker pankreas mungkin melalui
proses peradangan kronik, termasuk pembentukan stroma. Mediator-mediator
peradangan kronik di duktus dan stroma fibrotik di sekitarnya kemungkinan besar
membantu proses transformasi menjadi ganas, meskipun mekanisme yang pasti belum
diketahui. Transformasi maligna sel-sel ductus pancreaticus manusia sering menyebabkan
deregulasi ekspresi berbagai faktor pertumbuhan dan reseptor, termasuk faktor
perangsang pertumbuhan ( mis, TGF-α) dan reseptor tempatnya terikat ( mis,
faktor pertumbuhan epidermis [EGF] dan reseptor yang mirip EGF). Masih belum
diketahui bagaimana perubahan-perubahan ini berkaitan dengan patogenesis tumor.
2.2 Etiologi Kanker Pankreas
2.2.1. Faktor Resiko Eksogen
Dalam
fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3 (Asam)
dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500 mL getah
pancreas. Sekresi getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan getah usus
berefek pada penetralan asam lambung dan menaikkan PH duodenum menjadi 6,0 –
7,0. Didalam getah penkreas terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim
aktif tripsin. Tripsin berfungsi untuk mengubah kimotripsinogen menjadi
kimotripsin yang merangsang kerja enzim enteropeptidase. Definisi
enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan congenital dan nutrisi protein.
Merupakan
Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel parenkim
(asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen
adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang
yang suka mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. (Setyono, 2001).
2.2.2 Faktor Resiko Endogen
Penyebaran
kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh darah
kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di
kaput pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut
Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di
duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami
metastasis ke hati, bisa juga ke limpa. (Setyono, 2001).
2.3.
Klasifikasi Ca Pankreas
Klasifikasi
Ca Pankreas terdiri dari :
TX :
Tumor primer tidak ditemukan
T1 :
Tidak ada bukti tumor primer
Tis :
Karsinoma in situ
T1 :
Diameter terbesar tumor < 2 cm,
terbatas dalam pancreas.
T2 : Diameter terbesar tumor > 2 cm, terbatas
dalam pancreas.
T3 : Tumor
langsung menginvasi duodenum, duktus biliaris, gaster, limpa, kolon, dan
jaringan sekitar lainnya, tapi belum mengenai trunkus seliak atau vena
mesenterium superior.
T4 : Tumor
mengenai trunkus seliak atau vena mesentrium superior.
Kelenjar limfe regional
(N)
NX : Kelenjar
limfe regional tidak dapat ditemukan.
N0 : Tidak
ada metastasis kelenjar limfe regional.
N1 : Terdapat
metastasis ke kelenjar limfe regional
Pn1a : Terdapat
metastasis satu kelenjar limfe regional
Pn1b : Terdapat
metastasis multiple kelenjar limfe regional.
Metastasis jauh (M)
MX : Metastasis
jauh tidak dapat ditemukan.
M0 : Tidak
ada metastasis jauh.
M1 : Terdapat
metastasis jauh.
Klasifikasi stadium
Stadium
0 : Tis, N0, M0
Stadium
IA : T1,N0,
M0
Stadium
IB : T2,
N0, M0
Stadium
IIA : T3,
N0, M0
Stadium
IIB : T1-3,
N1, M0
Stadium
III : T4, N apapun, M0
Stadium
IV : T
apapun, N apapun, M1
Berikut adalah
klasifikasi TNM kanker pankreas menurut UICC tahun 2002.
Klasifikasi Stadium
|
Stadium 0
|
Tis, N0 ,M0
|
Stadium IA
|
T1, N0, M0
|
Stadium IB
|
T2, N0, M0
|
Stadium IIA
|
T3, N0, M0
|
Stadium IIB
|
T1-3, N1, M0
|
Stadium III
|
T4, N apapun, M0
|
Stadium IV
|
T apapun, N apapun, M1
|
Sumber : Desen,
Wan. 2013. Onkologi Klinis
2.4 Tanda
dan Gejala Kanker Pankreas
Sejumlah tanda dan gejala kanker
pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah tumbuh dan menyebar, nyeri
sering berkembang pada perut bagian bawah dan kadang-kadang menyebar ke
punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang makan atau
berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara lain:
1. Berat badan menurun drastis akibat
kehilangan nafsu makan
2. Anoreksia dan kembung
3. Diare dengan kandungan lemak dalam
feses (steatorrhea)
4.
Diabetes
( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta
kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)
5.
Warna
urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada
menurunnya metabolisme tubuh
9.
Depresi berkepanjangan
10. Gangguan pada organ hati atau liver
2.5 Patofisiologi
Kanker Pankreas
Pada umumnya tumor meluas ke
Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh darah.
Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran
limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering
bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan
ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar
adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada
saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan
mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di
duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami
metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus
akan serta faktor-faktor yang beresiko mengakibatkan edema pada pancreas
(terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla akan berakibat aliran balik
getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus. Dengan demikian
didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan
peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi mikroorganisme
maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan
volume enzim dan distensi pada pancreas yang merangsang reseptor nyeri yang
dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya
keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui
beban akan berdampak pada penekanan dinding duktus dan pancreas serta pembuluh
darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak
sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan sekitar
yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas
secara sistemik dapat meningkatkan respon asam lambung sehingga salah satu
pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru
akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat
meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan
intake cairan sedangkan muntah akan berdampak peningkatkan pengeluaran cairan
tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi cairan tubuh yang secara
otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah inilah yang secara
klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi
pada penurunan pengikatan oksigen dan penyediaan nutrisi bagi sel sehingga
terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi seperti inilah yang dapat
menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan
komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).
2.6 Komplikasi
Kanker Pankreas
Komplikasi
yang dapat terjadi adalah :
1.
Masalah
Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas
untuk memproduksi insulin sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme
glukosa, termasuk diabetes.
2.
Ikterus
atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal
yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata dapat terjadi jika tumor
pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang membawa empedu
dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan
bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin
tersebut mengendap di kulit.
3.
Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan
menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan rasa sakit di punggung atau perut
yang terkadang bisa menjadi hebat
4.
Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling
serius dari kanker atau tumor ganas pankreas. Pankreas dikelilingi oleh
sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan
usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini
seringkali menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung limpa.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Kanker Pankreas
2.7.1
USG
: USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas.
Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu
pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal
saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi. Keterbatasan USG
adalah bidang pandang kecil yang rentan terhadap perut, gas usus, dan
somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman dokter yang
memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika perlu,
mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan pemeriksaan
resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2.7.2
CT
: CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan
pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan
pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis
kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor
dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada
metastasis pada hati dan kelenjar getah bening. CT menjadi banyak digunakan
dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk
menentukan langkah pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat dan
tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih
tinggi.
2.7.3
Pemeriksaan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik Kolangiopankreatografi
(MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker pankreas, tetapi
ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan
pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain
itu, beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT
dapat digantikan dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar
CT. MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan
tempat obstruksi, penyebab obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic
Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), empedu transhepatik saluran
pencitraan alat invasif, dan lebih aman.
2.8
Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker
Pankreas
Tindakan bedah yang harus dilakukan
biasanya cukup luas jika ingin mengangkat tumor terlokalisir yang masih dapat
direseksi. Namun demikian, terapi bedah yaitu Definitive (eksisi total lesi),
Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas. Tindakan bedah
tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten
terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat diterapi dengan radioterapi dan
kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika pasien menjalani pembedahan, terapi
radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Theraphy) dapat dilakukan
untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang
minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi
tersebut. (Brunner & Suddarth, 2002)
2.9. Makanan Apa bagi Perawatan Pasien Kanker Pankreas
Pasien kanker pankreas harus
menghindari minuman keras, makan berlebihan, alkohol dan makanan tinggi lemak.
Pankreas adalah salah satu organ utama yang mengeluarkan enzim pencernaan,
lipase, terutama bergantung pada pankreas untuk mensekresikan.
Pertama-tama, karena
anda membuat pankreas terluka, pencernaan lemak yang akan terkena dampak
serius. Oleh karena itu, pasien kanker pankreas harus memiliki keteraturan
dalam pola makan, tiga sampai lima kali sehari, tidak terus menerus makan
makanan ringan, hal ini akan menyebabkan pankreas tidak berhenti mengeluarkan
cairan, membuat semakin berat beban pankreas. Kalau begitu, bagaimana
memperhatikan makanan bagi penderita kanker pankreas?
1. Pasien kanker pankreas harus makan lebih
sedikit atau berhenti makan lemak daging, telur, makanan berminyak, makanan
yang digoreng, bawang jahe, bawang putih, paprika, dan makanan pedas lainnya,
tidak merokok, minum.
2. Harus mencegah minuman keras, makan
berlebih, alkohol dan makanan tinggi lemak.
3. Pasien kanker pankreas harus memilih
makanan kaya nutrisi, mudah dicerna, rendah lemak, Anda dapat makan makanan
yang lebih tinggi protein, makanan multi-karbohidrat, seperti susu, ikan, hati,
telur putih, pasta, teratai pati akar, jus buah, sup dan sebagainya.
4. Dapat minum obat untuk mengatur nafsu
makan pasien, di samping itu, obat-obatan juga dapat membantu tidur pasien.
Tentu saja, saat minum obat juga harus makan beberapa makanan yang mudah
dicerna, dan pasien kanker pankreas biasanya dapat minum sup hawthorn atau sup
kacang untuk menyeimbangkan nafsu makan (kacang hijau dan kacang merah direbus,
dikupas dan).
Makanan untuk pasien
kanker pankreas
(1) makanan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, efek anti
kanker pankreas seperti penyu soka, kura-kura, makarel, shad, ular, ubi jalar,
kacang merah, jamur, jujube dan lainnya.
(2) Makanan yang memiliki efek antikanker, analgesik, seperti
hippocampus, bass laut, kerang, siput, kenari, bibit gandum, daun bawang, pare.
(3) makanan anti-infeksi: ikan mas, ubur-ubur, saury, kerang,
tiram, daging bebek liar, zaitun, hitam, kacang hijau, kacang merah, labu
pahit.
Makanan yang tidak
cocok untuk pasien kanker pankreas
(1) makanan
berminyak dan tinggi lemak hewani.
(2) makan
berlebihan, makan terlalu kenyang.
(3) tembakau,
alkohol dan makanan pedas.
(4) jamur,
goreng, makanan yang diasap, acar.
(5) keras,
kental dan sulit untuk dicerna makanan.
Ahli Modern Cancer Hospital
Guangzhou mengatakan : catatat makanan pasien kanker pankreas harus wajar
dengan proporsi karbohidrat, lemak dan protein yang sesuai, jumlah lemak dan
protein harus sesuai, terutama untuk makanan yang mudah dicerna dan diserap.
Diet yang wajar dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien kanker pankreas,
sangat membantu untuk peningkatan tubuh.
(http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-healthcare/cancer-diet-therapy/1363.html)
BAB
III
KONSEP
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data
Subjektif
Nyeri
midepigastrium bervariasi keparahannya, dapat menyebar kepunggung bagian bawah
dan berkurang dengan duduk condong ke depan
Kehilangan
selera makan
Mual
Keletihan
Kulit
gatal
b. Data
Objektif
Tanda
obstruktsi biliaris
Ikhterus
Feses
dempul,diare
Urine
gelap dan pekat
Penurunan
berat badan yang cepat
c. Faktor
resiko
Merokok
Diet tinggi protein dan lemak
Zat pengawet makanan, nitrat
Riwayat keluarga dengan kanker
pankreas
Penyalahgunaan alkohol
d. Pemeriksaan
diagnostik
Pertanda tumor, CEA,CA19-9
Bilirubin serum, fosfatase, basa
amilase dan lipase meningkat
Panel kimia darah lengkap, gula
darah puasa
Uj fungsi hati
Pemeriksaan koagulasi
Pencitraan/pemeriksaan kedokteran
nuklir
e. Penatalaksanaan
multidisiplin dan penatalaksanaan terapeutik
Konsultasi penatalaksanaan
nyeri,analgetik dan antiemetik
Vitamin K, enzim oankreas, garam
empedu dan insulin
Konsultasi ahli diet klinis deit
terapeutik
Konsultasi farmasi klinis diet
nutrisi parenteral
Terpai parenteral dan elektrolit
Selang nasogastrik; aspirasi
Kemoterapi,terapi radiasi dan kemoradioterapi
Intervensi pembedahan
Kateter urine menetap
Penempatan endoscopik stent di
pankreasatau duktus billiaris umum
Pelayanan sosial
2. Masalah
pasien dan Intervensi Keperawatan
a. Nyeri
berhubungan dengan perburukan proses penyakit
1) Intervensi
a) Kaji
sifat,intensitas,lokasi,durasi, dan faktor pencetus dan pereda nyeri
b) Gunakan
skala penilaina nyeri yang konsisten untuk menetapkan nilai dasar dan deviasi
yang mengidentifikasi intervensi selanjutnya
c) Kaji
tanda nonverbal nyeri khusus pada pasien
d) Dapatkan
informasi dari pasien mengenai pengalaman nyeri masa lau dan metode pereda
nyeri yang digunakan
e) Kendalikan
faktor lingkungan yang dapat meningkatkan persepsi nyeri:
suhu,suara,pencahayaan
f) Bantu
pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
g) Bantu
pasien untuk mencapai kondidi ketegangan fisik minimal melalui teknik-teknik
seperti relaksasi, musik, visualisasidan pengalihan untuk mengurangi kebutuhan
akan medikasi
h) Berikan
lingkungan yang nyaman memberikan kesempatan untun istirahat siang hari di
periode tiudr yang tidak terganggu pada malam hari
i)
Kolaborasi dengan dokter,berikan mediksi
analgesik sesuai kebutuhan, observasi
efek terapeutik dan efek samping
j)
Diskusikan dan mulai tindakan pereda
nyeri nonivasif: relaksasi ,stimulasi kutaneus, distraksi, terapi panas /dingin
2) Kriteria
hasil
a) Mengungkapkan
penurunan atau peredaan nyeri
b) Menerima
nyeri sebagai bagian dalam melakukan aktivitas harian
b. Perubahan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
gangguan sekresi insulin, mual diare, keletihan.
1) Intervensi
a) Kaji
status nutrisi setiap hari: berat badan, elektron protein total,albumin
serum,hemoglobin,turgor kulit dan massa otot
b) Tentukan
julam dan tipe makanan yang disukai dan mampu ditoleransi pasien
c) Berikan
higiene oral sebelum dan sesudah makan
d) Berikan
anastetik oral sebelum makan pada mukosa oral bila perlu
e) Tawarkan
diet tinggi kalori,tinggi protein dengan variasi rasa, tekstur dan sajian
makanan untuk meningkatkan selera makan
f) Sajikan
makanan porsi kecil dan sering serta kudapan yang bernutrisi tinggi kalori
g) Bantu
pasien umtuk makan jika keletihan merupakan faktor penyebab gangguan nutrisi
h) Sajikan
makanan dengan cara menaarik dan menyenangkan
i)
Berikan suasana yang menyenangkan guan
meningkatkan keingninan untuk makan,dorong orang terdekat untuk makan bersama
pasien, pindahkan pispot/urinal dari daerah tersebut,pertahankan ventilasi yang
baik dalam ruangan, sajikan makanan segera setelah makanan datang, pindahkan
nampan segera setelah selesai makan
j)
Kolaborasi dengan ahli diet klinis :
hitung jumlah kalori dan nutrien yang diperlukan untuk mempertahankan/menaikkan
berat badab mendukung kebutuhan metabolik dan mempertahankan glukosa darah
dalam batas normal
k) Pertahankan
jumlah kalori
l)
Dorong keluarga untuk membawakan makanan
favorit pasien dari rumah
m) Kolaborasi
dengan dokter, berikan antiemetik sebelum makan bila perlu
2) Kriteria
hasil
Berat badan dipertahankan dalam
kisaran 10% dari nilai dasar
c. Duka
cita adaptif yang berhubungan dengan perubahan fungsi fisik dan prognosis yang
buruk
1) Intervensi
a) Sensitif
terhadap perubahan yang dialami pasien, dorong pasien mengungkapkan
perasaan,frustasi, kemarahan, dan harapan untuk memualai proses berkabung
b) Berikan
lingkungan terapeutik yabg kondusif untuk diskusi terbuka : mendengar aktif,
memperhatikan tanda nonverbal, bersikap sabar dan empatiuntuk memfasilitasi
rasa percaya
c) Dorong
pertanyaan dan beriakan informasi sebanyak mungkin, saat pasien mengungkapkan
keinginan untuk megetahui tentang penyakit,pengobatan, prognosis guna
mengurangi ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui
d) Tetapkan
batasan prilaku koping maladaptif jiak hal tersebut mengganggu kesejahteraan
pasien
e) Dukung
prilaku adaptif yang menunjukkan kemajuan dan resolusi proses berduka
f) Berikan
kesempatan bagi pasien untuk memiliki waktu pribadi tanpa terganggi dengan
orang terdekat pasien.
g) Bantu
pasien mengidentifikasi cara menyesuaikan gaya hidup seiring dengan kondisi
untuk meningkatkan partisipasi dan perasaan kontrol.
h) Berikan
insformasi tentang kelompok pendukung untuk pasien dan orang terdekat pasien
i)
Kolaborasi dengan profesional lain(
pekerja sosial, rohaniawan, psikolog, psikiater) untuk memberikan dukungan dan
memfasilitasi proses berduka
j)
Berikan rujukan bantuan keuangan:jawab
pertanyaan sesuai asurnasi medis
k) Berikan
informsi untuk membantu pasien melengkapi surat pelimpahan kekuasaan atau
dokumen serupa guna memastikan keinginan pasien diketahui oleh orang terdekat
dan pemberi perawatan.
2) Kriteria
hasil
a) Mengalami
kemajuan dalam melewati tahapan proses berduka dan bergerak kearah peneriamaan
b) Memperhatikan
mekanisme kospinh yang efektif: berpartisipasi dalam keputusan menganai masa
depan dirinya.
d. Resiko
defist volume cairan yang berhubungan dengan status NPO, diare, gangguan
metabolisme glukosa
1) Intervensi
a) Berikan
cairan parenteral, elektrolit dan nutsisi sesuai program dokter
b) Hitung
asupan dan haluaran, ukur diare dan hasil aspirasi nasogatrik dan masukkan ke
dalam penghitungan haluaran
c) Pantau
tanda-tanda vital untul mengetahui dehidrasi, takikardia, hipotensi, ortostatik
2) Kriteria
Hasil
a) Asupan
dan haluaran seimbang
b) Tetap
terhidrasi
e. Potensia
gangguan metabolisme glukosa, asites, perdarahan, ikhterus yang berhubungan
dengan gangguan fungsi hati
1) Intervensi
a) Pntau
hasil glukosa darah, biliirubin, koagulasi, CBC, albumin sesuai program dokter
b) Pantau
adanya darah samar/nyata pada hasil aspirasi lambung dan feses
c) Lakukan
pengukuran glukosa darah kapiler dan berikan insulin sesuai program dokter
d) Pantau
adanya ikhterus pada kulit dan sklera
e) Pantau
adanya edema dan nyeri tekan pada ekstremitas bawah
f) Auskultasi
abdomen untuk mengetahui adanya bising usus dan ukur lingkar perut setiap 8 jam
g) Pantau
status dan ketajaman mental setiap 8 jam
h) Berikan
medikasi sesuai program dokter
2) Kriteria
hasil
Komplikasi dapat dihindari atau
dikenali dan ditangani dengan cepat
3.
Penyuluhan pasien dan keluarga
a. Berikan
informasi mengeani diagnosis dan rencan pengobatan
b. Jelaskan
jadal kemoterapi/terapi radiasi, efel pengobatan yang diharapkan, efek samping
dan kemungkinan reaksi yang merugikan
c. Jealskan
perawatan yang simptomatik efek samping dan efek merugikan
d. Kolaborasi
dengan ahli diet klinis untuk merencanakan diet terapeutik yang konsisten
dengan kondisi fifik dan kesukaan pasien
e. Hubungi
pengajar diabete yang berlisensi untuk membantu menyusun penyuluhan yang terkait
dengan pemberian insulin ,pengujian glukosa darah kapiler, diet dan aktivitas
f. Diskusikan
medikasi: pemberian,cara kerja terapeutik , efek samping dan kemungkinan efek
yang merugikan
g. Jelaskan
pentingnya melaporkan perubahan kondisi kepada dokter pertambahan berat
badan,lingakr perut, ikhterus,perdarahan, nyeri, hematemesis, feses seperti
ter/berdarah,edema perifer, dispnea
h. Tekankan
pentingnya melakukan pertemuan tindak lanjut dengan pemberi perawatan
4.
Perencanaan pulang dan perawatan dirumah
a. Beri
informasi tentang tempat membeli pemantau glukosa darah kapiler dan suplai
untuk melakukan pemeriksaan darah kapiler secara mandiri
b. Ajarkan
pentingnya menyimpan insulin di dalam kulkas
c. Rencanakan
area yang aman dan terdinding untuk menyimpan jarum spuit insulin yang baru
atau bekas
d. Diskusikan
kemapuan pasien dan atau keluarga dalam merawata pasien dan rumah,dapatka
pemberi perawatan diruamah sesuai kebutugab untuk memenuhi kebutuhan
berbelanja,memasak dan bersih-bersih
e. Rencanakan
transportasi untuk kunjungan tindak lanjut dengan pemberi perawatan
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kanker
pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel – sel yang melapisi
saluran pankreas
5.1.2 Gejala
Klinis kanker pankreas adalah nyeri pada abdomen yang hebat khususnya pada
epigastrium. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang juga disertai nyeri
pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas sehingga terjadi
rangsangan pada syaraf. Kerena sumbatan pada duktus koledoktus maka dapat
menyebabkan ikterus.
5.1.3
Penatalaksanaan kanker pankreas adalah pasien dapat diterapi dengan radio
terapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU). Jika pasien menjalani pembedahan,
terapi radiasi intraoperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Terapi) dapat
dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan
cidera yang minimal pada jaringan lainya serta dapat mengurangi nyeri.
5.2 Saran
Diharapkan
perawat dapat bertindak secara profesional dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kanker pankreas, mampu mengkaji masalah pasien dengan akurat
sehingga dapat dirumuskan suatu doagnosa yang tepat dan dapat di rancang
intervensi yang tepat untuk pasien, melasanakkan implementasi secara tepat
sehingga pada evaluasi dapat diperoleh hasil yang diharapkan dan sesuai dengna
tujuan sehingga masalah dapat teratasi
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta:
Media Aesculapius
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Vol. 2. Jakarta EGC
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya"
#salam Persahabatan