Sebuah Kesia-Siaan
Senin, 20 Januari 2014
0
komentar
Sebuah kelompok atau seseorang yang tersesat dalam ilmu dan amalnya akan
ditandai dengan kesombongan akan keakuanya dan begitu mudahnya meremehkan yang
lainya. Maunya menyalahkan, menfitnah dan menggunjing kelompok atau orang lain.
Atau paling tidak akan menyimpan kebencian dan kegembiraan tersembunyi jika ada
musibah menimpa orang atau kelompok lain. Tiada sapa, teguran beradap, prasangka
baik dan upaya indah untuk menjadikan yang lainya baik.
Sebuah kelompok atau seseorang yang tersesat dalam ilmu dan amalnya akan
ditandai dengan kesombongan akan keakuanya dan begitu mudahnya meremehkan yang
lainya.
|
Sebaliknya, ahli ilmu dan amal baik yang sesungguhnya dan ahli
istiqomah yang tulus akan semakin tawdhu' dan merendah kepada Allah dan kepada
sesama manusia. Yang telah mempunyai ilmu dengan ketulusan akan selalu melihat
orang lain yang terjerumus dengan mata kasih dan rindu untuk bisa menolongnya.
Senantiasa memohon kepada Allah agar dirinya menjadi sebab baiknya orang
lain,agar pintu hidayah segera dibukakan untuknya. Kepada orang berilmu yang
lainya akan sangat menghargai dan mencintainya. Jika ada yang berhasil dari
mereka akan berbangga dan bersyukur. Dan disaat melihat orang lain yang berilmu
belum terlihat berhasil atau prestasinya dibawahnya dalam keberhasilan akan ia
bantu dan perjuangkan agar bisa maksimal dalam keberhasilannya.
Alangkah mengerikanya jika gelar ustad, kiai, orang soleh, penghafal alqruan,
ahli fiqih, ahli hadits dan lain sebagainya hanya kita peroleh di dunia
sementara di akhirat kita didustakan dan di tolak gelar-gelar tersebut oleh
Allah swt.
|
Atau kemudahan dalam berdakwah lalu kita senantiasa takut jika ini semua
menjadi tidak bermanfat dan tidak di terima oleh Allah? Dan alangkah sia-sianya
usaha kita jika buah ilmu kita tidak bisa kita petik diakhirat. Alangkah
mengerikanya jika gelar ustad, kiai, orang soleh, penghafal alqruan, ahli fiqih,
ahli hadits dan lain sebagainya hanya kita peroleh di dunia sementara di akhirat
kita didustakan dan di tolak gelar-gelar tersebut oleh Allah swt. Pernahkah kita
merenung, apakah ilmu dan amal yang diberikan oleh Allah kepada kita telah
menjadikan kita semakin dekat dan takut kepada Allah atau justru kita bertambah
kurang ajar dan jauh dari Allah? Pernahkah kita berfikir apakah amal dan ilmu
kita telah menjadikan kita semakin mesra, indah dan saling mencintai kepada
sesama? Adakah rasa kasih dan sayang terpancar dari ilmu kita disaat kita
melihat saudara-saudara kita yang terjerumus dalam nistanya kemaksiatan? Atau
justru amal dan ilmu tersebut telah menjadikan kita semakin sombong, memandang
picik dan menghinakan mereka? Sudahkah kita insyaf untuk menjadi hamba yang
beruntung yang senantiasa berfikir bagaimana amal dan ilmu kita bisa diterima
oleh Allah? Atau justru gebyar keberhasilan ilmu dan amal kita hanya menjadikan
kita orang yang selalu berfikir bagaimana berilmu dan beramal saja tanpa ada
kerinduan kepada Allah? Dan pernahkah selama ini kita berfikir untuk merenungi
ini semua?
Wallahu a'lam bishshowab. #BUYA YAHYA
Nasehat buat Sahabat :
"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan mengikuti arus tapi justru menentangnya"
|
0 komentar:
Posting Komentar